GENCAR INVESTASI HINGGA 50 TRILIUN RUPIAH, KEK GALANG BATANG TINGKATKAN EKSPOR

Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang terletak di Kepulauan Riau tepatnya di Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu penyumbang meningkatnya perekonomian wilayah dan nasional dengan kegiatan utama sebagai industri pengolahan bauksit dan logistik.

Sea Lane of Communication (SLOC), adanya Selat Malaka dan berada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang melewati Laut Cina Selatan mengakibatkan KEK ini memiliki keunggulan komparatif dalam jaringan produksi global (Global Production Network) maupun rantai nilai global (Global Value Chain). Selain itu, berada di pasar perdagangan ASEAN dimana Provinsi Kepulauan Riau menjadi bagian dari kerjasama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Malaysia-Singapura (Growth Triangle Singapura-Johor-Riau dan Kepulauan Riau) dapat membuat KEK ini berkembang bersamaan dengan pengembangan beberapa wilayah di Indonesia, seperti Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas di Bintan, Batam, dan Karimun.

Bentuk Usaha KEK Galang Batang

Pengolahan bauksit Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang menciptakan alumina dan alumunium. Proses pengolahan ini dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia, perusahaan Penanaman Modal Asing dari Nanshang, Cina yang juga berperan sebagai Badan Usaha Pengelola dan Pengembang KEK. Alumina yang dihasilkan berjenis Smelter Grade Alumina (SGA) yang umumnya digunakan oleh industri besar seperti pesawat terbang, kereta api, mobil, serta bahan dasar produk kemasan kaleng dan alumunium foil. Sedangkan olahan kembali alumina menghasilkan aluminium dengan nilai tambah mencapai 5 hingga 13 kali lipat.

Produk PT Bintan Alumina Indonesia dipasarkan baik di dalam maupun ekspor ke Tiongkok dan Malaysia. Pada awal 2022, ekspor SGA ke Malaysia mencapai 550.000 ton senilai dengan 212 juta USD. Hal ini menjadikan KEK Galang Batang sebagai kebanggaan Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia karena berperan sebagai sumber devisa dan Pendapatan Asli Daerah.

Pengembangan dan pengelolaan KEK terus dilakukan untuk menciptakan kawasan yang berdaya saing dan ramah lingkungan. PT Bintan Alumina Indonesia menggunakan teknologi canggih dalam proses pengolahan bauksit sehingga tidak mengeluarkan emisi yang mengganggu kawasan pariwisata di sekitarnya. Target produksi SGA adalah 2 juta ton dan dapat menghasilkan alumunium ingot sebanyak 1 juta ton yang dirincikan 250.000 ton pada tahun 2025, 250.000 ton pada tahun 2026, dan 500.000 ton pada tahun 2027.

Dalam mencapai target tersebut, KEK Galang Batang memprioritaskan pengembangan infrastruktur kawasan dan logistik untuk kebutuhan kawasan. Penyediaan infrastruktur digunakan dalam mengefisienkan dan mengefektifkan beroperasinya industri pengolahan bauksit di KEK Galang Batang. Infrastruktur yang tersedia mencakup pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat sebesar 20 juta ton/tahun, PLTU kapasitas 6 × 25 MW yang akan dikembangkan kembali dengan target 1 juta ton alumunium ingot di tahun 2027. Lahan yang digunakan saat ini telah mencapai > 60% dengan rencana perluasan lahan hingga > 2.000hektar.

Perluasan ini akan memberikan dampak positif bagi multiple effect baik terhadap perusahan, pelaku UMKM, dan tenaga kerja lokal melalui kolaborasi dengan kontraktor, perusahaan, UMKM lokal. Selain itu, tenaga awal yang berasal  dari 80 lulusan sarjana dikirim ke Tiongkok selama 1,5 tahun untuk balajar bahasa dan pengoperasian peralatan smelter dan refinery dengan harapan dapat kembali bekerja di KEK Galang Batang dan lulusan vokasi dari Politeknik Batam juga berkesempatan bekerja di kawasan ini.

Pengembangan KEK Galang Batang

Pengembangan KEK Galang Batang terbagi menjadi 3 tahap pembangunan. Tahap I telah selesai dengan pembangunan Alumina Refinery kapasitas 1juta ton yang didukung oleh PLTU berkapasitas 150MW serta infrastruktur pendukung lainnya. Tahap II yang ditargetkan selesai pada tahun 2024 mencakup pembangunan alumina refinery kapasitas 1juta ton sehingga total kapasitas menjadi 2 juta ton, serta pembangunan aluminum Smelter (Alumunium Ingot) berkapasitas 250.000 ton yang didukung oleh PLTU berkapasitas 900MW dan infrastruktur terkait. Tahap III sebagai tahap terakhir dan ditargetkan selesai pada 2027 mencakup pembangunan Aluminum Smelter (Alumunium Ingot) berkapasitas 750.000 ton yang didukung oleh PLTU kapasitas 1800MW dan infrastruktur lainnya.

Pada 2020, KEK Galang Batang telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan realisasi investasi sebesar Rp11 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.500 orang. Pada awal 2022 realisasi investasi meningkat menjadi Rp18 triliun yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan sejak 2020. Berdasarkan proyeksi, pada 2027 KEK ini ditargetkan mencapai investasi senilai Rp36,25 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 23.200 orang.

Saat ini, KEK Galang Batang juga sedang membangun pabrik industri dan fasilitas umum seperti garmen, batu kapur, solar panel, caustic soda, dan rumah sakit dengan kapasitas 100 kamar inap. Seiring perkembangan tersebut, lahan KEK Galang Batang akan diperluas hingga >2000 hektar yang diharapkan  membawa dampak positif bagi multiple effect baik terhadap perusahan, pelaku UMKM, serta tenaga kerja lokal. Selain itu, peningkatan ini juga akan mendukung penyediaan infrastruktur dan logistik yang dibutuhkan, serta berkontribusi pada perekonomian termasuk Pendapatan Asli Daerah dan devisa.

Realisasi dan Rencana KEK Galang Batang

Pada akhir tahun 2023, total investasi di KEK Galang Batang mencapai 20 triliun rupiah dengan 18 pelaku usaha. Target investasi tahun 2024 mencapai 30 triliun rupiah. Pada tahun 2023, terdapat penambahan tenaga kerja sebanyak 1.168 jiwa sehingga total serapan menjadi 3.287 jiwa. Data PJKEK mencatat 4.508 entitas dengan 200 pemasukan LDP sebesar 5,02 triliun rupiah, 4.196 TLDDP dengan pemasukan sebesar 6,4 triliun rupiah, dan 112 LDP yang mengeluarkan dana sebesar 16,42 triliun rupiah. Serta terdapat 470 free movement dengan transaksi sebesar 2,07 triliun rupiah.

KEK Galang Batang saat ini tengah mengembangkan produksi alumina ang ditargetkan mencapai 4 juta ton hingga tahun 2026 untuk meningkatkan ekspor, serta tahun 2024 memiliki target investasi mencapai 13,2 triliun rupiah dan tambahan tenaga kerja baru sebanyak 3.250 jiwa. Rencana pengembangan KEK Galang Batang di tahun 2024 dan 2025 mencakup:

  1. Smelter Alumuniun dengan kapasitas 250.000 ton/tahun sebesar Rp6,6 triliun
  2. PLTU kapasitas 900MW (4 x 150MW dan 1 x 300MW) sebasar Rp9,9 triliun
  3. Pabrik kaustik soda sebesar Rp10 triliun
  4. PLTS kapasitas 100MW sebesar Rp1,32 triliun