Pertamina kembali menghadirkan inovasi baru dalam sektor bahan bakar minyak (BBM) dengan meluncurkan BBM Pertamina etanol 10% (E10). Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menuju energi hijau dan pengurangan emisi karbon. Campuran etanol 10% pada bahan bakar tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga menjadi strategi penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil murni.
Dengan penerapan E10 ini, Pertamina menegaskan komitmennya terhadap transisi energi berkelanjutan serta mendukung target Net Zero Emission pada tahun 2060. Namun banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya: apa sebenarnya BBM etanol 10% ini, berapa harganya, dan bagaimana dampaknya terhadap performa mesin kendaraan?
Penjelasan Mengenai BBM Pertamina Etanol 10%
BBM Pertamina etanol 10% (E10) adalah jenis bahan bakar campuran antara bensin murni dengan 10% etanol (alkohol yang dihasilkan dari bahan nabati seperti tebu atau singkong). Teknologi E10 ini telah banyak digunakan di berbagai negara maju sebagai solusi transisi menuju energi bersih.
Dengan tambahan etanol, BBM menjadi lebih bersih karena kadar karbon monoksida dan emisi gas buang berkurang secara signifikan. Selain itu, etanol juga membantu proses pembakaran menjadi lebih sempurna, sehingga mesin kendaraan dapat beroperasi lebih efisien.
Pertamina berencana memperkenalkan E10 secara bertahap di sejumlah wilayah Indonesia, menggantikan sebagian penggunaan bensin konvensional seperti Pertalite. Hal ini diharapkan dapat menekan impor minyak mentah sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional.
Harga dan Ketersediaan BBM E10 di Indonesia
Saat ini, produk yang sudah resmi beredar di pasaran adalah Pertamax Green 95, yang merupakan campuran bensin dengan 5% etanol (E5). Meskipun belum mencapai kadar 10%, produk ini dapat menjadi acuan untuk estimasi harga dan ketersediaan E10 di masa depan.
Uji coba BBM E10 dan produk sejenisnya dimulai secara bertahap. Pertamax Green 95 (E5) pertama kali diluncurkan di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, dengan rencana perluasan ke wilayah lain.
Sebagai gambara, berikut perbandingan harga BBM Pertamina terbaru di wilayah pulau Jawa (per Oktober 2025):
- Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
- Pertamax (RON 92): Rp12.000 per liter
- Pertamax Green 95 (E5): Rp13.000 per liter
Harga E10 di masa depan kemungkinan akan diposisikan secara kompetitif untuk mendorong adopsi oleh masyarakat luas.
Kelebihan BBM Pertamina Etanol 10%
Penggunaan BBM dengan campuran etanol seperti E10 menawarkan berbagai keuntungan dari berbagai sisi:
- Lebih Ramah Lingkungan
Kandungan Oksigen pada etanol membuat pembakaran lebih efisien, sehingga mampu mengurangi emisi gas berbahaya seperti Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC). Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan. - Meningkatkan Performa Mesin
Etanol memiliki angka oktan yang sangat tinggi. Pencampurannya dengan bensin secara efektif meningkatkan nilai oktan total, yang membuat pembakaran lebih sempurna dan mengurangi risiko knocking. Hasilnya, akselerasi kendaraan terasa lebih responsif. - Mendukung Kemandirian Energi Nasional
Dengan memanfaatkan etanol yang diproduksi dari tanaman lokal seperti tebu, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor minyak mentah. Ini sejalan dengan agenda energi terbarukan Indonesia dan memperkuat ketahanan energi nasional. - Mendorong Ekonomi Lokal
Pengembangan industri bioetanol menciptakan permintaan baru bagi petani tebu dan tanaman penghasil etanol lainnya, sehingga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat pedesaan.
Kekurangan BBM Pertamina Etanol 10%
Adapun kekurangan dari penggunaan bahan bakar dengan campuran etanol (E10) sebagai berikut:
- Konsumsi BBM Sedikit Lebih Boros
Kandungan energi etanol lebih rendah dibandingkan dengan bensin murni, sehingga kendaraan mungkin membutuhkan sedikit lebih banyak bahan bakar untuk jarak tempuh yang sama. - Risiko Korosi pada Komponen Tertentu
Etanol bersifat higrosopis (mudah menyerap air), sehingga pada kendaraan lama yang belum mendukung bahan bakar etanol, dapat menyebabkan karat atau korosi pada tangki dan saluran bahan bakar. - Keterbatasan Distribusi Awal
Karena masih dalam tahap implementasi bertahap, BBM Pertamina etanol 10% (E10) belum tersedia di seluruh SPBU, terutama di daerah terpencil.
Dampak BBM Etanol 10% terhadap Mesin Kendaraan
Secara umum, kendaraan modern sudah dirancang untuk kompatibel dengan bahan bakar campuran etanol. Beberapa pabrikan bahkan menyatakan produk mereka aman menggunakan bahan bakar hingga E10. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), misalnya, mengklaim semua mobil Suzuki yang dijual di Indonesia sudah kompatibel hingga batas E10, dan informasi ini tercantum dalam buku panduan pemilik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Kendaraan Modern
Mesin dengan rasio kompresi tinggi dan teknologi injeksi akan merasakan manfaat paling signifikan dari E10, seperti performa yang lebih optimal dan pembakaran yang lebih bersih. - Kendaraan Lama
Bagi pemilik kendaraan keluaran lama (umumnya sebelum tahun 2000), disarankan untuk berhati-hati. Etanol memiliki sifat higroskopis (mudah menyerap air) dan bersifat korosif terhadap beberapa material. Hal ini berisiko menyebabkan karat pada tangki bahan bakar atau merusak komponen sistem bahan bakar yang terbuat dari karet atau plastik jenis lama. Sebaiknya, periksa buku manual kendaraan atau konsultasikan dengan bengkel terpercaya sebelum beralih ke E10.
Dukungan Pemerintah & Langkah ke Depan
Pemerintah Indonesia menunjukkan dukungan penuh terhadap transisi energi melalui berbagai kebijakan dan regulasi. Kolaborasi strategis dengan Pertamina menjadi kunci untuk mempercepat adopsi BBM ramah lingkungan ini di seluruh negeri.
Potensi produksi etanol nasional sangat besar, dengan sumber daya melimpah dari perkebunan tebu dan singkong. Keberhasilan program E10 akan membuka jalan bagi pengembangan bahan bakar dengan kadar etanol yang lebih tinggi di masa depan, seiring dengan peremajaan armada kendaraan nasional.
Penutup
Kehadiran BBM Pertamina etanol 10% merupakan sebuah terobosan penting bagi Indonesia. Selain memberikan manfaat nyata bagi lingkungan melalui pengurangan emisi, bahan bakar ini juga berpotensi meningkatkan performa mesin kendaraan modern dan memperkuat kemandirian energi bangsa.
Dengan dukungan dari masyarakat, BBM etanol 10% menjadi langkah nyata Indonesia menuju energi bersih yang berkelanjutan.