10 Kota Paling Kesepian di Indonesia 2025

10 Kota Paling Kesepian di Indonesia 2025

Kalau ngomongin kota-kota di Indonesia, biasanya yang kebayang itu suasana ramai, penuh aktivitas, dan orang-orang yang selalu punya tempat buat ngobrol atau nongkrong. Tapi faktanya, keramaian nggak selalu sama dengan rasa punya koneksi sosial. Beberapa kota justru punya risiko lebih tinggi buat bikin warganya gampang merasa sendirian. Nah, di sinilah pentingnya ngebahas Kota Paling Kesepian di Indonesia tahun 2025.

Litbang Kompas baru aja ngerilis daftar kota yang paling rentan mengalami kesepian berdasarkan 12 variabel penting. Mulai dari berapa banyak orang yang tinggal sendirian, usia penduduk, sampai ketersediaan ruang publik. Risetan ini dilakukan di 30 kota besar dengan kriteria jumlah penduduk di atas 100 ribu jiwa dan kepadatan minimal 4.500 orang per km².

Yuk, sekarang kita bahas satu per satu!

Kota Paling Kesepian di Indonesia (Versi Litbang Kompas 2025)

Yogyakarta – 74,94 poin

Yogyakarta menduduki peringkat pertama sebagai Kota Paling Kesepian di Indonesia tahun 2025. Uniknya, Yogya selama ini dikenal sebagai Kota Pelajar yang ramah, banyak komunitasnya, dan suasananya hangat. Tapi di balik itu, kota ini punya angka tinggi untuk kategori one-person household (OPH) alias rumah tangga yang hanya dihuni satu orang.

Tercatat 16,13% penduduk Yogya tinggal sendirian, dan ini jadi angka tertinggi di seluruh kota yang diteliti. Kondisi ini sering terkait dengan mahasiswa perantau, pekerja yang tinggal sendiri, atau lansia yang hidup tanpa pendamping. Ditambah lagi, karakteristik demografi seperti banyaknya penduduk dewasa belum menikah serta maraknya pasangan LDR membuat risiko kesepian makin meningkat.

Jadi meski kotanya penuh kafe, event kreatif, dan mahasiswa, rasa sepi itu tetap bisa hadir—apalagi kalau minim interaksi emosional yang berkualitas.

Jakarta Pusat – 65,61 poin

Di posisi kedua ada Jakarta Pusat, kawasan yang terkenal sebagai jantung kota dengan gedung perkantoran dan aktivitas ekonomi yang padat. Tapi justru di balik itu, tingkat kesepian di Jakarta Pusat cukup tinggi.

Banyak warganya adalah pekerja urban yang tinggal sendiri, memiliki jam kerja panjang, dan kurang punya waktu buat membangun hubungan sosial yang stabil. Selain itu, Jakarta Pusat juga punya proporsi besar dari warga dewasa tidak menikah dan penduduk lansia.

Kebisingan dan keramaian kadang bikin seseorang justru merasa makin kosong—dan itu sangat terasa di kawasan ini.

Makassar – 54,43 poin

Makassar muncul di posisi ketiga, cukup mengejutkan karena kota ini terkenal dengan budaya kekeluargaannya yang kuat. Tapi perkembangan kota yang makin modern membuat perubahan gaya hidup ikut menggeser pola sosial.

Faktor yang menyumbang tingkat kesepian Makassar antara lain:

  • Tingkat pengangguran perkotaan

  • Minimnya ruang publik yang benar-benar nyaman untuk interaksi sosial

  • Peningkatan jumlah penduduk usia produktif yang tinggal sendiri

Di satu sisi kotanya tumbuh pesat, tapi koneksi antarwarganya justru mulai berjarak.

Surakarta – 49,77 poin

Surakarta alias Solo berada di peringkat empat. Kota ini dikenal damai, budaya kuat, dan relatif tidak sepadat kota-kota besar lainnya. Tapi ternyata, Solo punya kerentanan berupa tingginya jumlah penduduk lansia dan rumah tangga dengan satu penghuni.

Pergeseran struktur keluarga modern, urbanisasi anak-anak muda ke luar kota, dan pola hidup yang makin individualistis jadi beberapa penyebab kenapa Surakarta masuk daftar kota rentan kesepian.

Madiun – 49,59 poin

Madiun sering disebut sebagai kota yang tenang, nyaman, dan cocok buat pensiun. Tapi justru karena banyak penduduk lansia, kota ini punya tingkat kerentanan kesepian yang cukup besar.

Orang tua yang ditinggal anak merantau, kurangnya ruang publik yang interaktif, dan aktivitas sosial yang terbatas di kalangan usia lanjut menjadi alasan utama kenapa Madiun berada di posisi lima.

10 Kota Paling Kesepian di Indonesia 2025

Magelang – 47,03 poin

Magelang adalah kota dengan suasana sejuk dan tidak terlalu padat. Tapi di riset ini ternyata kota tersebut termasuk salah satu yang rentan terhadap kesepian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

  • Proporsi warga lansia cukup besar

  • Ketersediaan fasilitas olahraga dan ruang interaksi publik belum merata

  • Jumlah rumah tangga dengan satu penghuni cukup tinggi

Kesepian nggak selalu muncul di kota sibuk—bahkan kota kecil yang tenang pun bisa membuat warganya merasa sendirian.

Jakarta Selatan – 43,46 poin

Jakarta Selatan mungkin terkenal sebagai pusat gaya hidup urban: kafe mewah, coworking space, mall, tempat hiburan. Tapi hal itu justru berkaitan dengan tingkat individualisme yang tinggi.

Banyak warga di Jaksel tinggal sendiri, bekerja dengan ritme cepat, dan jarang punya waktu membangun hubungan sosial yang mendalam. Tingginya mobilitas dan kesibukan membuat warga rentan merasa disconnected meski setiap hari bertemu banyak orang.

Jakarta Timur – 43,14 poin

Sebagai wilayah terluas di DKI Jakarta, Jakarta Timur punya penduduk yang sangat beragam. Tapi secara statistik, kota ini memiliki angka OPH dan proporsi penduduk dewasa tidak kawin yang cukup tinggi.

Ketersediaan ruang publik juga belum merata, sehingga interaksi sosial lebih mengandalkan lingkungan rumah atau tempat kerja. Pola hidup masyarakat urban yang sibuk menambah risiko munculnya rasa kesepian.

Banjarmasin – 42,69 poin

Banjarmasin masuk dalam daftar Kota Paling Kesepian karena beberapa faktor demografis dan infrastruktur. Kota ini punya jumlah rumah tangga tunggal yang cukup besar, ditambah lagi akses ruang publik yang belum optimal.

Urbanisasi juga menjadi penyebab. Banyak penduduk muda merantau ke kota lain, sementara orang tua tinggal di kampung halaman sendirian.

Medan – 42,17 poin

Medan dikenal sebagai kota besar yang energik dengan budaya pergaulan yang kuat. Tapi secara indeks, kota ini tetap masuk dalam 10 besar kota paling rentan kesepian.

Tingginya angka penduduk yang hidup sendiri, meningkatnya beban kerja, dan pola hidup generasi muda yang lebih individualis jadi faktor yang menambah skor kerentanan. Medan berkembang pesat secara ekonomi, tapi kedekatan sosial antarwarga justru makin longgar.

Sumber: Kompas

Kenapa Sebuah Kota Bisa Jadi “Kota Paling Kesepian”?

Indeks dari Litbang Kompas memakai 12 variabel, beberapa di antaranya:

  • Banyaknya rumah yang dihuni satu orang

  • Proporsi warga lansia

  • Jumlah penduduk dewasa tidak menikah

  • Fenomena pernikahan jarak jauh (LDR marriage)

  • Tingkat pengangguran

  • Ketersediaan ruang publik

  • Fasilitas olahraga

  • Akses layanan kesehatan

  • Kepadatan penduduk

Yang penting: indeks ini tidak mengukur perasaan individu secara langsung. Jadi bukan berarti semua orang yang tinggal di kota tersebut otomatis kesepian. Tapi riset ini mengukur kerentanan kota—apakah kondisi demografis dan infrastrukturnya membuat warganya lebih mudah merasakan kesepian.

Data Survei Litbang Kompas 2025: Orang Indonesia dan Kesepian

Litbang Kompas melakukan survei pada 16–19 Juni 2025 terhadap 512 responden. Hasilnya cukup mengejutkan:

  • 1 dari 5 orang Indonesia (19,97%) merasa kesepian minimal sekali dalam seminggu.

  • Sepertiganya merasa kesepian hampir setiap hari.

Artinya, kesepian sudah jadi isu sosial yang nyata dan perlu diperhatikan—bukan cuma urusan rasa atau mood belaka.


Daftar Kota Paling Kesepian versi Litbang Kompas 2025 ini sebenarnya bukan untuk menilai buruk suatu kota, tapi sebagai alarm bahwa kesepian itu nyata dan bisa dialami siapa saja. Kota besar yang ramai belum tentu punya koneksi sosial yang kuat, begitu juga kota kecil yang tenang belum tentu bikin warganya merasa dekat satu sama lain.

Yang paling penting adalah bagaimana kota menyediakan ruang bagi warganya untuk berinteraksi, berolahraga, berkegiatan, dan membangun hubungan sosial yang sehat.

Kalau kamu tinggal di salah satu kota dengan skor tinggi, bukan berarti kamu pasti kesepian. Tapi data ini bisa jadi pengingat buat lebih memperhatikan kesehatan mental, relasi sosial, dan kualitas interaksi sehari-hari.

Baca juga: Narcissistic Personality Disorder (NPD): Ciri, Penyebab & Cara Atasi