Makna dan Tradisi Hari Diwali: Pesta Cahaya yang Penuh Warna

Makna dan Tradisi Hari Diwali Pesta Cahaya yang Penuh Warna

Kalau kamu pernah lihat foto atau video orang-orang India lagi nyalain ratusan lilin kecil, kembang api warna-warni di malam hari, terus semuanya pakai baju tradisional yang super meriah — yup, itu dia Hari Diwali! Bukan cuma festival biasa, tapi perayaan ini punya makna yang dalam banget, sampai dijuluki sebagai Festival of Lights alias Festival Cahaya.

Menariknya, Hari Diwali bukan cuma dirayakan di India aja. Di berbagai negara lain seperti Nepal, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, bahkan Indonesia (khususnya komunitas Hindu-India di Medan dan Bali), perayaan ini juga ikut semarak. Nah, biar nggak cuma tahu dari cuplikan drama Bollywood, yuk kita bahas tuntas tentang apa itu Hari Diwali, kenapa dirayakan, kapan jatuhnya di tahun 2025, dan gimana tradisi uniknya!


Apa Itu Hari Diwali?

Makna dan Tradisi Hari Diwali Pesta Cahaya yang Penuh Warna

Hari Diwali atau Deepavali berasal dari kata Sansekerta Deepa yang artinya “cahaya” dan Avali yang berarti “barisan”. Jadi, secara harfiah Diwali berarti “barisan cahaya”.
Makna ini menggambarkan kemenangan terang melawan gelap, kebaikan melawan kejahatan, dan pengetahuan melawan kebodohan.

Secara spiritual, Diwali adalah waktu untuk menyucikan diri dari energi negatif dan memulai hal baru dengan niat baik. Dalam ajaran Hindu, perayaan ini juga jadi simbol kemenangan Dewa Rama yang berhasil mengalahkan Rahwana dan kembali ke kerajaan Ayodhya setelah 14 tahun pengasingan.
Saat itu, rakyat Ayodhya menyalakan ribuan pelita untuk menyambut kepulangan sang raja — dan dari situlah tradisi menyalakan lampu di Hari Diwali bermula.

Nggak heran kalau Diwali identik banget dengan cahaya. Setiap rumah, toko, dan jalanan dihiasi lilin, lentera, serta lampu warna-warni yang bikin suasana malam jadi indah banget.


Hari Diwali Jatuh pada Tanggal 21 Oktober 2025, Apakah Libur Nasional?

Buat kamu yang penasaran, Hari Diwali tahun 2025 jatuh pada tanggal 21 Oktober, tepatnya di hari Selasa.
Tanggal ini ditentukan berdasarkan kalender lunar Hindu (kalender bulan), biasanya bertepatan dengan bulan Kartika dan dirayakan selama lima hari berturut-turut.

Tapi nih ya, buat yang nanya: “Apakah Hari Diwali termasuk libur nasional di Indonesia?”
Jawabannya: tidak.
Meski begitu, di beberapa daerah yang memiliki komunitas Hindu-India cukup besar seperti Medan, Bali, dan Tanjung Pinang, perayaan Diwali tetap berlangsung meriah dan kadang dapat izin khusus dari pemerintah daerah.

Sementara di negara lain seperti India, Nepal, Sri Lanka, Malaysia, dan Singapura, Hari Diwali termasuk hari libur nasional resmi. Bahkan di India sendiri, perayaan ini bisa berlangsung sampai seminggu penuh!

Jadi, walaupun bukan libur nasional di Indonesia, suasana Hari Diwali tetap bisa kamu rasain, terutama di lingkungan yang punya komunitas India atau Hindu yang kuat.


Makna Spiritualitas Hari Diwali

Buat penganut Hindu, Hari Diwali punya makna spiritual yang dalam banget. Nggak cuma soal lampu dan pesta, tapi juga tentang pembersihan batin.
Diwali dianggap sebagai waktu yang tepat untuk introspeksi diri, membuang energi negatif, dan membuka lembaran baru dengan hati bersih.

Selain itu, Diwali juga dikaitkan dengan pemujaan terhadap Dewi Lakshmi, dewi kekayaan dan kemakmuran. Makanya, banyak orang membersihkan rumah, menyalakan pelita, dan berdoa agar diberi rezeki dan kebahagiaan di tahun yang baru.
Bisa dibilang, Diwali adalah semacam “Tahun Baru Spiritual” bagi banyak umat Hindu.


Tradisi dan Cara Merayakan Hari Diwali

Makna dan Tradisi Hari Diwali Pesta Cahaya yang Penuh Warna

Nah, ini bagian paling seru!
Perayaan Hari Diwali nggak cuma satu hari, tapi berlangsung selama lima hari penuh. Tiap hari punya makna dan tradisi yang berbeda-beda. Yuk, kita bahas satu per satu:


Hari Pertama: Dhanteras

Hari pertama Diwali disebut Dhanteras, berasal dari kata Dhan (kekayaan) dan Teras (hari ke-13).
Pada hari ini, orang-orang biasanya membersihkan rumah dan membeli barang berharga seperti emas, perak, atau peralatan rumah tangga baru.
Tujuannya? Biar membawa keberuntungan dan rezeki di tahun yang akan datang.

Buat para pelaku bisnis di India, ini juga jadi waktu penting buat buka pembukuan baru atau memberi bonus ke pegawai. Semacam “awal tahun finansial” versi spiritual!


Hari Kedua: Naraka Chaturdashi (Choti Diwali)

Hari kedua disebut Choti Diwali alias “Diwali kecil”.
Tradisinya, orang-orang mandi pagi pakai minyak herbal, lalu menghiasi rumah dengan rangoli (hiasan lantai dari tepung berwarna atau bunga).
Malamnya, mereka mulai menyalakan lampu-lampu kecil dan menyalakan kembang api pertama — semacam pemanasan sebelum puncak perayaan.


Hari Ketiga: Lakshmi Puja (Puncak Diwali)

Inilah hari puncak Hari Diwali!
Malam ini adalah saat seluruh rumah, kuil, dan jalanan berkilau penuh cahaya.
Orang-orang melakukan Lakshmi Puja, yaitu upacara pemujaan Dewi Lakshmi agar diberkahi rezeki dan kesejahteraan.
Lilin dan lentera dinyalakan di setiap sudut rumah untuk menyambut sang dewi.

Setelah doa, malamnya diisi dengan pesta keluarga, makan besar, berbagi manisan (mithai), dan tentu saja… kembang api meledak di mana-mana!
Kalau kamu suka suasana meriah, malam Diwali ini bakalan jadi pengalaman tak terlupakan.


Hari Keempat: Govardhan Puja / Annakut

Hari keempat biasanya disebut Govardhan Puja, memperingati kisah Dewa Krishna yang menyelamatkan rakyat Vrindavan dari badai besar dengan cara mengangkat Gunung Govardhan.
Tradisinya, orang-orang membuat Annakut — gunungan makanan sebagai simbol rasa syukur dan persembahan kepada Tuhan.
Banyak keluarga juga berbagi makanan ke tetangga dan orang yang membutuhkan.


Hari Kelima: Bhai Dooj

Hari terakhir disebut Bhai Dooj, hari yang didedikasikan untuk hubungan antara kakak dan adik.
Di hari ini, para saudara perempuan mendoakan keselamatan dan kebahagiaan saudara laki-lakinya, lalu sang kakak memberikan hadiah sebagai balasan.
Unik banget, ya? Semacam versi India dari “Hari Sibling Nasional”, tapi lebih penuh makna dan tradisi.


Makanan dan Hidangan Khas

Namanya juga perayaan besar, nggak lengkap kalau nggak ada makanan enak.
Setiap keluarga biasanya bikin beragam hidangan dan manisan khas, seperti:

  • Ladoo: bola-bola manis dari tepung gram dan gula.

  • Jalebi: camilan spiral dari adonan goreng berlapis sirup gula.

  • Barfi: semacam kue susu padat dengan topping kacang.

  • Samosa dan pakora: camilan gurih isi sayur atau daging.

Semua makanan ini biasanya dibagi-bagikan ke tetangga, teman, dan tamu yang datang. Tradisi ini disebut “mithai exchange”, yang melambangkan berbagi kebahagiaan dan rezeki.


Warna dan Simbol

Selain lampu dan lilin, warna juga punya makna besar di Hari Diwali.
Misalnya:

  • Kuning melambangkan kemakmuran.

  • Merah simbol energi dan semangat.

  • Hijau berarti pertumbuhan dan harmoni.

  • Ungu menggambarkan spiritualitas dan kekuatan batin.

Makanya, kamu bakal sering lihat rumah-rumah dihias warna-warni dengan rangoli, bunga marigold, dan kain sutra cerah.

Nggak cuma indah di mata, tapi juga dipercaya membawa energi positif dan keberuntungan.


Perayaan Diwali di Negara Lain

Meskipun identik dengan India, Hari Diwali juga dirayakan di banyak negara lain:

  • Malaysia & Singapura: dikenal dengan nama Deepavali, dan jadi libur nasional. Biasanya dihiasi festival lampu di Little India.

  • Nepal: dirayakan dengan nama Tihar, dan juga melibatkan pemujaan terhadap hewan seperti sapi dan anjing.

  • Sri Lanka: punya versi sendiri dengan ritual pembersihan spiritual.

  • Indonesia: di Medan dan Bali, komunitas keturunan India biasanya mengadakan sembahyang di kuil, menyalakan lilin, dan berbagi makanan tradisional.

Kerennya, meskipun tiap negara punya cara berbeda, maknanya tetap sama: menyebarkan cahaya, cinta, dan harapan.


Makna Modern Diwali

Sekarang, Hari Diwali bukan cuma tentang ritual keagamaan, tapi juga jadi momen sosial dan budaya.
Banyak orang non-Hindu pun ikut merayakan karena pesannya universal: menyebarkan kebaikan dan menyingkirkan kegelapan hati.

Di era modern, perayaan Diwali juga makin eco-friendly. Banyak yang mengganti petasan dengan lampu LED, dan lebih memilih dekorasi ramah lingkungan.
Tujuannya biar perayaan tetap meriah tapi nggak merusak alam.


Pesan dan Nilai yang Bisa Kita Ambil dari Hari Diwali

Dari semua tradisi dan cerita tadi, inti dari Hari Diwali adalah ajakan untuk:

  • Menyebarkan cahaya (baik dalam arti harfiah maupun spiritual).

  • Menyingkirkan kegelapan, kebencian, dan kesedihan.

  • Berbagi kebahagiaan dengan sesama.

  • Memulai sesuatu yang baru dengan niat baik.

Nggak harus beragama Hindu buat bisa mengambil maknanya, karena pesan Diwali cocok buat siapa pun yang ingin hidup lebih positif dan damai.


Jadi, udah kebayang kan kenapa Hari Diwali disebut sebagai Festival of Lights?
Lebih dari sekadar pesta lampu dan manisan, Diwali adalah momen buat membersihkan hati, memperkuat hubungan, dan menebar kebaikan.

Meskipun Hari Diwali 2025 (21 Oktober) bukan libur nasional di Indonesia, semangat dan maknanya tetap bisa kita rayakan — entah dengan menyalakan lilin kecil, berbagi makanan, atau sekadar merenung dan bersyukur atas terang yang masih menyinari hidup kita.

Karena di akhir hari, cahaya nggak selalu datang dari lampu… tapi dari hati yang tulus dan niat baik yang terus menyala.

Baca Juga: 10 Tanaman Penyerap Panas yang Bikin Rumah Adem Alami