Narcissistic Personality Disorder (NPD): Ciri, Penyebab & Cara Atasi

Narcissistic Personality Disorder (NPD) Ciri, Penyebab & Cara Atasi

Akhir-akhir ini istilah Narcissistic Personality Disorder makin sering muncul, apalagi di media sosial. Banyak orang pakai kata “narsis” buat menggambarkan seseorang yang suka foto, suka dipuji, atau punya attitude yang agak berlebihan. Padahal, narsis biasa sama Narcissistic Personality Disorder (NPD) itu beda jauh. Yang satu cuma sifat, yang satu lagi adalah gangguan kepribadian yang cukup serius dan butuh penanganan profesional.

Nah, biar nggak salah kaprah, di artikel ini aku bahas lengkap dan non formal supaya gampang dicerna: mulai dari apa itu NPD, ciri-cirinya, gejalanya, kenapa bisa terjadi, sampai cara efektif buat menghadapi atau mengatasinya.


Apa Itu Narcissistic Personality Disorder (NPD)?

Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan kepribadian yang bikin seseorang punya kebutuhan besar untuk dikagumi, merasa dirinya paling penting, dan seringkali tidak punya empati terhadap perasaan orang lain. Jadi bukan sekadar suka tampil atau pede, tapi sudah masuk tahap mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, sampai kesejahteraan diri mereka sendiri.

Orang dengan NPD biasanya membangun dunia dalam kepalanya sendiri, di mana mereka merasa spesial, superior, dan berhak mendapatkan perlakuan tertentu. Mereka butuh validasi terus-menerus, tapi sekaligus sangat rapuh kalau dikritik. Kedengarannya kontradiktif, tapi itu memang ciri khasnya.

Beberapa hal penting tentang NPD:

  • Termasuk dalam Cluster B Personality Disorder, bareng sama borderline, histrionic, dan antisocial.
  • Munculnya biasanya di akhir masa remaja atau awal dewasa.
  • Bukan karena seseorang “manja”, “kurang pukulan”, atau “terlalu diperhatikan”, tapi kombinasi faktor psikologis, genetik, dan lingkungan.

Ingat: NPD bukan sifat yang bisa diubah semalam. Ini pola perilaku yang sudah terbentuk lama dan sering nggak disadari oleh penderitanya.


Ciri-Ciri Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Ciri-ciri NPD bukan cuma tentang seseorang yang suka selfie atau suka dipuji. Ini lebih kompleks. Berikut ciri-ciri umum yang sering muncul:

Merasa Diri Sangat Hebat dan Spesial

Mereka percaya kalau dirinya lebih penting dari orang lain. Kadang merasa cuma bisa dimengerti oleh orang dengan status tinggi atau kelompok tertentu.
Contohnya: “Gue nggak bisa berteman sama mereka, levelnya beda.”

Butuh Pujian dan Validasi Berlebihan

Mereka haus perhatian. Kalau nggak dipuji, bisa merasa tersinggung atau marah.
Validasi itu seperti “bahan bakar” buat mereka.

Kurang Empati

Bukan mereka nggak bisa peduli—tapi cenderung nggak mau atau nggak memahami perspektif orang lain.
Misal, kalau kamu cerita capek, dia malah ngomong, “Capek apaan? Gue lebih capek!”

Bersikap Arogan

Mereka cenderung sok tahu, meremehkan orang lain, atau merasa selalu benar. Kadang dari cara bicara pun sudah terlihat.

Memanfaatkan Orang Lain

Bisa memakai orang lain untuk kepentingan pribadi tanpa mikir dampaknya.
Misalnya minta bantuan besar tanpa rasa terima kasih, atau menjaga hubungan karena manfaat tertentu.

Iri Pada Orang Lain, Tapi Menganggap Orang Lain Iri Pada Dirinya

Mereka cepat merasa terancam kalau melihat orang lain sukses. Namun kalau ditanya, mereka bakal bilang orang lain yang iri sama mereka.

Mudah Tersinggung

Walaupun terlihat percaya diri, mereka sebenarnya rapuh. Kritik sedikit aja bisa bikin mereka marah atau defensif.

Ciri-ciri di atas nggak cukup satu atau dua aja untuk menentukan diagnosis. Biasanya seorang profesional akan melihat pola yang konsisten dalam jangka panjang.


Gejala Narcissistic Personality Disorder

Di tahun 2025, pembahasan NPD makin luas, terutama karena media sosial jadi tempat paling gampang melihat tanda-tanda narsistik. Namun tetap, gejala NPD tetap sama secara klinis.

Pola Interaksi Sosial yang Tidak Sehat

Mereka terlihat punya banyak teman atau relasi, tapi sifatnya superficial. Hubungan sering rusak karena sikap manipulatif atau kurang empati.

Reaksi Berlebihan Saat Dikritik

Kritik dianggap sebagai serangan personal. Mereka bisa marah, balas menyerang, atau menjauh sebagai bentuk hukuman.

Fantasi Besar tentang Kesuksesan dan Kekuasaan

Mereka sering membayangkan masa depan super sukses, kaya raya, terkenal, atau sangat berpengaruh—tanpa usaha realistis untuk ke arah situ.

Mood Swing Terselubung

Emosinya tidak stabil, terutama kalau tidak mendapat validasi. Dari sangat senang bisa langsung ke marah atau sedih dalam hitungan menit.

Sulit Membangun Hubungan Intim

Dalam hubungan percintaan, mereka bisa memulai hubungan dengan sangat intens, tapi lama-lama memperlakukan pasangan seperti objek.
Ini sering disebut love bombing, gaslighting, dan discarding.

Kerap Membuat Orang Lain Merasa Bersalah

Mereka bisa memutar balik fakta, bikin kamu merasa salah, atau bikin kamu merasa bergantung pada mereka.

Gejala-gejala ini biasanya menonjol, konsisten, dan terjadi dalam waktu panjang.


 Narcissistic Personality Disorder (NPD) Ciri, Penyebab & Cara Atasi


Kenapa Narcissistic Personality Disorder Bisa Terjadi?

NPD tidak muncul tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang dipercaya berperan besar:

Faktor Genetik

Ada penelitian yang menunjukkan kalau NPD punya komponen genetik. Artinya, kalau ada keluarga dekat yang punya gangguan kepribadian, risikonya meningkat.

Pola Asuh Masa Kecil

Dua pola yang sering memicu:

  1. Overpraise → anak terlalu dipuji, diperlakukan seperti raja, tidak pernah dikritik.
  2. Over-criticism → anak tumbuh dalam lingkungan penuh tuntutan, kritik, atau kurang kasih sayang, sehingga ia membangun “pelindung diri” berupa narsisme.

Trauma atau Pengabaian

Anak yang dibesarkan dalam keluarga disfungsional bisa membentuk self-image palsu untuk bertahan. Ini biasa disebut narcissistic wound.

Lingkungan yang Kompetitif

Lingkungan yang menuntut kesempurnaan, ranking, prestasi, atau status sosial yang tinggi bisa memicu sifat narsistik ekstrem.

Pengaruh Media Sosial

Walaupun tidak menyebabkan langsung, media sosial memperkuat perilaku narsistik.
Likes, followers, komentar, dan validasi instan bisa memperburuk pola perilaku yang sudah ada.

Singkatnya: NPD adalah kombinasi antara faktor bawaan dan pengalaman hidup. Bukan salah individu sepenuhnya, tapi juga bukan alasan untuk menyakiti orang lain.


Cara Mengatasi atau Menghadapinya

Mengatasi NPD bukan hal gampang, tapi bukan tidak mungkin. Berikut cara yang sudah terbukti membantu:

Jika Kamu Mengalami NPD (Self-Help):

Ikut Terapi Profesional

Psychotherapy atau terapi bicara adalah metode utama. Biasanya pakai pendekatan:

  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
  • Schema Therapy
  • Psychodynamic Therapy

Tujuannya: membentuk self-image yang lebih realistis dan membangun empati.

Belajar Menerima Kritik

Mulai lihat kritik sebagai masukan, bukan ancaman. Lama-lama respons emosionalmu akan lebih stabil.

Latihan Empati

Coba pahami perasaan orang lain tanpa membandingkan.
Misalnya: “Dia lagi sedih. Gue nggak harus menjadikannya tentang diri gue.”

Kurangi Pencarian Validasi

Coba kurangi posting untuk “dapat perhatian”. Bangun self-worth dari dalam, bukan dari likes.

Jaga Hubungan Sehat

Buat batasan, belajar komunikasi yang jujur, dan hindari manipulasi. Ini proses panjang, tapi sangat membantu.


Jika Kamu Berhadapan dengan Orang yang NPD:

Tetapkan Batasan

Mereka sering mendorong batasan untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Bikin aturan jelas dan konsisten. Jangan goyah.

Jangan Ambil Hati

Banyak perkataan mereka lahir dari kebutuhan validasi dan rasa rapuh. Jangan membawa semuanya ke hati.

Jangan Coba “Mengubah” Dia

NPD bukan sesuatu yang bisa berubah karena dinasehati. Perubahan harus dari diri mereka sendiri.

Fokus pada Self-Care

Berhadapan dengan orang ber-NPD bisa melelahkan mental. Jaga diri sendiri: tidur cukup, olahraga, journaling, atau cari support system.

Pertimbangkan Konsultasi Profesional

Kalau hubungan sudah toxic, pertimbangkan konsultasi dengan psikolog untuk dapat strategi yang lebih spesifik.


Narcissistic Personality Disorder bukan sekadar sifat suka dipuji atau terlalu pede. Ini gangguan kepribadian kompleks yang dipengaruhi banyak faktor—mulai dari genetik, pola asuh, trauma, sampai lingkungan. Ciri-cirinya mencakup kurang empati, butuh validasi berlebihan, dan sering memanipulasi orang lain.

Walaupun sulit, NPD tetap bisa dikelola dengan terapi, self-awareness, dan dukungan lingkungan. Buat kamu yang berhadapan dengan orang ber-NPD, penting untuk membuat batasan dan menjaga kesehatan mentalmu sendiri.

Baca Juga: Manfaat Buah Tin untuk Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu