Coba bayangin kamu lagi duduk santai, terus tiba-tiba mikir, “Siapa ya yang bakal jadi Pahlawan Nasional tahun ini?” Bukan cuma nama-nama dari buku sejarah, tapi orang-orang nyata yang perjuangannya masih terasa sampai sekarang. Nah, di tahun 2025, Indonesia resmi menetapkan 10 tokoh baru sebagai Pahlawan Nasional 2025, lewat keputusan Presiden Prabowo Subianto.
Biar nggak penasaran, yuk kita bahas satu per satu siapa aja mereka, apa jasanya, dan kenapa mereka akhirnya dapat penghargaan tertinggi dari negara ini.
Siapa yang Menetapkan Gelar Pahlawan Nasional 2025?
Gelar Pahlawan Nasional 2025 nggak muncul tiba-tiba, ya. Penetapannya langsung dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, yang tahun ini dijabat oleh Prabowo Subianto.
Pengumumannya biasanya dilakukan menjelang Hari Pahlawan, 10 November, di Istana Negara Jakarta.
Proses dan Syarat Jadi Pahlawan Nasional
Sebelum sampai di tangan Presiden, tahapannya lumayan panjang, lho:
Usulan dari daerah atau masyarakat.
Biasanya lewat pemerintah provinsi atau lembaga yang merasa tokoh tersebut berjasa besar bagi Indonesia.Penilaian Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Isinya para sejarawan, akademisi, tokoh nasional, dan pejabat. Mereka memastikan calon pahlawan memenuhi syarat dan punya jasa nyata.Rekomendasi dari Kemensos.
Setelah disetujui dewan, hasilnya dikirim ke Kemensos untuk diverifikasi lagi.Keputusan Presiden.
Presiden yang menandatangani Keppres sebagai tanda sahnya gelar Pahlawan Nasional.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2010, seseorang bisa jadi pahlawan nasional kalau:
Berjasa luar biasa untuk bangsa dan negara.
Memiliki integritas dan moral tinggi.
Setia pada NKRI dan tidak pernah berkhianat.
Sudah meninggal dunia.
Daftar Tokoh Pahlawan Nasional 2025
Berikut ini 10 tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional 2025, beserta profil singkatnya.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Jawa Timur

Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta tanggal 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun. Ia adalah tokoh Muslim Indonesia yang menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia (1999-2001) menggantikan B.J. Habibie. Selain sebagai presiden, Gus Dur juga mantan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri partai politik.
Kenapa jadi pahlawan nasional? Karena jasa-nya dalam demokrasi, pluralisme, dan kebebasan beragama di Indonesia.
Soeharto – Jawa Tengah

Soeharto lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Ia mulai karier militernya sebagai anggota TNI sejak 5 Oktober 1945, berpangku dari sersan di KNIL sampai naik pangkat dan akhirnya komandan resimen, kemudian menjadi Presiden ke-2 Republik Indonesia. Kontribusinya termasuk memimpin operasi pembebasan Irian Barat dan peran militernya dalam kemerdekaan nasional.
Meski masa kepemimpinannya kemudian menuai kontroversi, pengakuan sebagai pahlawan nasional ini menunjukkan penghormatan formal atas kontribusi sejarahnya.
Marsinah – Jawa Timur

Marsinah lahir 10 April 1969 di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Dia bekerja di pabrik plastik SKW di Kawasan Industri Rungkut Surabaya, lalu di PT CPS di Sidoarjo dari tahun 1990. Marsinah aktif memperjuangkan hak buruh dan melibatkan diri dalam aksi mogok dan unjuk rasa bersama rekan-rekannya (SPSI) untuk tuntutan pekerja.
Tragedinya pada 1993, saat aksi dan muaranya nasibnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, menjadikan nama-nya simbol perjuangan buruh.
Mochtar Kusumaatmadja – Jawa Barat

Mochtar lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Ia menempuh pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri (Yale, Harvard, Unpad) dan akhirnya menjadi profesor.
Kariernya: Menteri Kehakiman (1974-1978) dan Menteri Luar Negeri dua periode (1978-1988).
Perannya dalam diplomasi dan urusan batas laut dan teritorial menjadikannya tokoh penting dalam pengakuan kedaulatan negara.
Rahmah El Yunusiyah – Sumatera Barat

Rahmah lahir tahun 1900 di Sumatera Barat. Dia adalah pendiri sekolah perempuan “Perguruan Diniyah Putri” di Padang Panjang pada 1 November 1923. Di masa revolusi kemerdekaan (sekitar 1945), Rahmah aktif di barisan Sabilillah dan Hizbullah di Sumatera Barat untuk perjuangan fisik.
Jasanya dalam dunia pendidikan Islam khusus untuk perempuan dan kontribusinya di masa revolusi jadi alasan penganugerahan pahlawan nasional.
Sarwo Edhie Wibowo – Jawa Tengah

Sarwo Edhie adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat Komandan Resimen Kopassus (RPKAD dahulu) tahun 1965 dan Gubernur Akademi Militer tahun 1970.
Kariernya di militer memperkuat pertahanan dan keamanan negara di masa kritis. Data lengkap tentang latar belakang nya dan kontribusinya tertuang dalam sumber.
Sultan Muhammad Salahuddin – Nusa Tenggara Barat

Sultan Muhammad Salahuddin (1888-1951) adalah Sultan Bima ke-XIV yang berkuasa sekitar tahun 1915 hingga 1951. Dia dikenal sebagai pemimpin yang menentang kolonialisme Belanda di Bima, dan figur teladan bagi generasi bangsa.
Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur

Syaikhona Muhammad Kholil (1820-1925) adalah guru dari banyak ulama besar di Indonesia, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Sebelumnya ia menguasai ilmu-ilmu Islam (nahwu, gramatika, hafal Al-Qur’an) dan memperdalam qira’at sab’ah di Makkah.
Perannya sebagai “guru para ulama” dan penggerak pendidikan keagamaan menjadikannya layak mendapat penghargaan.
Tuan Rondahaim Saragih – Sumatera Utara

Tuan Rondahaim Saragih Garingging adalah pejuang asal Kerajaan Raya, Simalungun (Sumatera Utara). Masa perjuangannya dari 1880 hingga 1891 melawan kolonialisme Belanda.
Awalnya terguncang karena pembukaan perkebunan secara sepihak oleh Belanda di wilayah Simalungun, kemudian beliau memimpin pertahanan yang tangguh hingga Belanda mundur.
Zainal Abidin Syah – Maluku Utara

Sultan Zainal Abidin Syah lahir di Soa-Sio, Tidore, pada 15 Agustus 1912. Ia diangkat menjadi Gubernur Irian Barat (sekarang Papua dan Papua Barat) pertama yang menjabat 1956-1961.
Kontribusinya dalam wilayah timur Indonesia dan kepemimpinannya di era transisi negara turut menjadikannya figur yang dihargai.
Sumber: Detik
Kenapa Gelar “Pahlawan Nasional 2025” Penting?
Gelar tersebut adalah pengakuan resmi negara atas jasa dan pengabdian individu terhadap bangsa dan negara.
Memahami siapa pahlawan nasional kita membantu generasi muda (termasuk kita) untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai keberanian, kejujuran, dan pengabdian.
Nah, itu dia 10 tokoh luar biasa yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari pemimpin, ulama, diplomat, sampai aktivis buruh — semuanya punya kisah heroik yang membentuk wajah Indonesia hari ini.
Semoga kisah mereka bisa jadi pengingat buat kita: bahwa jadi pahlawan nggak harus terkenal, cukup dengan berbuat baik dan berani membela kebenaran di sekitar kita
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Hari Pahlawan yang Jarang Diketahui Orang




